Merendahkan Orang Lain – Tadzkiratus Saami’ ke 173

Ilmu nafi’ hanya bisa didapatkan dengan dengan adab (memuliakan ilmu). Diantara beradab dalam berilmu yaitu, kita diminta senantiasa membersihkan hati. Harus ada waktu untuk mengaudit kondisi hati kita, sudah ikhlas belum, khoufnya gimana, sudah bertaqwa atau belum.

Karena ilmu nafi’ itu tempatnya di hati sehingga hati tidak boleh kotor. Hati yang kotor akan berdampak ke ilmu kita, ke hafalan kita. Karena ilmu agama bukan hanya sekedar hafalan, bukan sekedar wawasan.

Mungkin orang yang baru belajar butuh waktu untuk memahami hal ini, tapi yang betul-betul telah belajar akan memahami hal ini. Bahwa hanya dengan datang ke kajian saja itu ga cukup, hanya dengan banyak mengafal saja belum cukup, harus dibarengi dengan membersihkan hati.

Merendahkan Orang Lain

Diantara bersihnya hati yaitu tidak meremehkan atau merendahkan manusia. Dia tidak merendahkan orang yang dibawahnya.

Seperti tidak memotong pembicaraan orang lain, ini merupakan adab yang baik, tanda bersihnya hati. Apalagi saat ia sudah lebih memahami atau lebih berilmu. Maka janganlah suka nimbrung ke pembicaraan orang lain dan menjatuhkan orang yang berbicara itu, memperlihatkan ke audience bahwa akunih lebih ngerti daripada dia. Jangan, karena itu termasuk merendahkan orang lain.

Parameternya bukan siapa yang mengangkat bendera, namun bagaimana bendera itu bisa berkibar. Karena kalau kita sudah merendahkan orang, bahaya sekali yah, ga mungkin ilmu ini bermanfaat.

Saat orang melakukan kekeliruan, jangan direndahkan. Kalau kita merendahkan kita bisa termasuk hamba yang sombong. Ingatlah kalau sombong ialah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.

Kalau kita sampai terlihat sombong di mata allah maka kita bisa terjatuh dalam surat al-a’raf 146.

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya. (al-araf-ayat-146.html

Memandang rendah kepada orang lain itu bukan hanya kepada pihak dibawah kita. Namun juga kepada pihak yang melakukan kekeliruan/ kesalahan.

Ibnu Qayyim menjelaskan, “Setiap maksiat yang menyebabkan anda merendahkan saudaramu, maka akan berbalik kepadamu.”

Maknanya, ada dua. Pertama, maksiat itu akan berbalik kepadamu, suatu saat nanti anda akan terjatuh di kesalahan yang sama. Naudzubillah. Kedua, saat kamu merendahkan orang, maka suatu saat kamu akan lakukan itu, dan saat kamu merendahkan saudaramu, ada sebuah makna yang halus dari nyinyiran tersebut, yaitu seolah gembira diatas kesalahan orang, dan ini perasaan terselubung, be careful.

Ingatlah bahwa dunia ini adalah kompetisi. Kadang seseorang merasa diuntungkan atas kesalahan orang lain, kecuali orang-orang yang ikhlas.

Sebagaimana dalam al hadid 20.

Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (al-hadid : 20)

Maka orang yang berhasil ialah yang ada dalam surat al-qashash 83.

Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Qashash : 83)

Inilah betapa pentingnya ilmu yang benar. Ilmunya bukan untuk merendahkan orang lain.

Dosa merendahkan orang yang berbuat kesalahan, jauh lebih besar daripada dosanya dia yang berbuat kesalahan/ kekeliruan/ maksiat.

Makanya bukan hanya cukup kita mengetahui mana yang benar dan salah. Namun bagaimana kita merespon kesalahan orang lain. Apa bedanya dengan dia, jika kita juga merespon dengan sikap yang salah. Padahal saat kita merespon dengan merendahkan maka kesalahan kita lebih parah dari kesalahan dia. Kalau dia salah, kita juga bisa berbuat salah. Hello, we are human wkwk. Kita ga berhak mengjudge apapun terhadap kesalahan orang lain.

Kemudian, saat ia salah apakah ga boleh kita mengingatkan atau membenarkan atau amar maruf nah munkar? Tentu saja boleh. Bahkan boleh menghukum kesalahan orang lain jika seseorang terbukti besalah. Tegakkan yang benar. Tapi JANGAN menjatuhkan, merendahkan, menginjak-injak kehormatannya. Karena tujuan menghukumnya atau membenarkannya adalah dalam rangka mengamalkan perintah ALLAH, bukan menjatuhkan dia.

Dan hal ini tidak bisa dipisahkan dengan konsep tauhid. Karena kita tau kalau kita pun tidak aman. Kita manusia biasa yang bisa terjatuh ke dalam kesalahan yang sama. Apalagi jika kita mencela seseorang. Apa susahnya bagi allah membolak-balik keadaan seseorang?

Seseorang yang mengenal allah, beriman, mentauhidkan allah, maka ia akan menjadi sosok yang tawadhu. Karena dia yakin saat dia tidak ditolong oleh allah maka dia pun bisa jatuh. Maka saat ia melihat saudaranya terjatuh dalam musibah atau maksiat, maka ia akan membaca :

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى عَافَانِى مِمَّا ابْتَلاَكَ بِهِ وَفَضَّلَنِى عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيلاً

Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari musibah yang menimpamu dan benar-benar memuliakanku dari makhluk lainnya. (musibah bisa dalam bentuk musibah dunia, dan musibah agama)

Hatinya penuh dengan tauhid dan ma’rifatullah, dia sadar dia hanya hamba, kalaupun dia dihormati orang itu karena allah menutupi aibnya, bukan karena dia.

Terapkanlah kondisi hati yang baik ini di lingkungan kita, mulai dari keluarga kita, ke anak-anak kita, orang tua, suami/istri.

Jika kita merasa rendah maka kita nggak akan berani melemparkan nyinyiran, sindiran, hinaan.

MASYA ALLAH

—– Kajian Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah

HSI 21-25 Membenarkan Kabar dalam Kitab-kitab Allah

Day 21 • Membenarkan kabar yang shahih di dalam kitab Allah

cara beriman dengan kitab Allah:

dengan membenarkan kabar di dalam kitab allah yaitu di al quran dan kitab lain yang belum diubah

siapa yang mengingkari maka sungguh ia telah kafir

kabar dalam kitab lain ada 3 macam:

kabar yang ada pembenarannya dalam islam maka kita wajib membenarkannya

sepertu allah menciptakan langit bumi dalam 6 hari (al a’raf 54)

kabar yang datang pengingkaran dalam islam maka kita wajib mengingkarinya

seperti penyebutan dalam taurat tentang sifat yang tidak layak untuk allah dan nabi

kabar yang tidak ada pengingkaran dan pembenarannya dalam islam, maka kita tidak membenarkan dan mengingkari

seperti kisah di dalam taurat yang sekarang, yang asalnya ada di dalam al quran, yaitu perincian tentang banjir nabi nuh, di alquran tidak ada perinciannya, maka kita tidak membenarkan karna mungkin itu sesuatu yang telah diubah dan tidak mendustakan karena mungkin itu termasuk wahyu.

jangan membenarkan ahlul kitab dan mendustakannya, tapi katakan kami beriman kepada allah dan apa yang diturunkan kepada kami. (HR. BUKHARI)

Day 22Beramal, ridha, dan berserah diri dengan hukum di dalam kitab allah

(al ahzab 36)

(an nisa 65)

adapun hukum yang sudah dihapus tidak boleh diamalkan.

dan semua kitab terdahulu secara umum, hukum-hukumnya telah dihapus dengan al quran maka tidak boleh kita mengamalkan hukum di dalam kitab sebelumnya setelah datangnya al quran.

(al maidah 48)

bahkan nabi musa pun kalau masih hidup ketika al quran turun harus berhukum dengan hukum al quran. (HR. AHMAD)

Day 23 • Hukum baca kitab selain quran

hukum membaca kitab selain quran.

1. HARAM jika mencari petunjuk, karena kitab tersebut sudah banyak diubah.

al ankabut 51

diriwayatkan dari jabir ibnu abdillah, umar bin khattab mendatangi nabi, nabi marah saat umar membawa kitab lain. seandainya musa masih hidup pasti akan beriman kepada kitab ku. HR AHMAD

bagaimana kalian tanya ke ahlul kitab sedangkann kitab dari rasul lebih baru, bersih tidak tercampuri. HR. BUKHARI

2. BOLEH jika ia asalah penuntut ilmu, kuat agamanya masalah akidah tauhid, tujuannya ingin membantah ahlul kitab, menegakkan hujjah atas mereka.

dari abdullah bin umar, bahwa orang yahudi datang kepada rasulullah, mereka mengatakan lelaki dan wanita telah berzina, mereka mengingkari ayat tentang rajam dalam taurat. HR. BUKHARI & MUSLIM

ulama menukis kitab yang membantah ahlul kitab, seperti ibnu hazm dalam kitabnya, dan abu abdillah dalam kitabnya, ibnu taimiyah dalam kitabnya, ibnul qayyim dalam kitabnya, dll.

♡ Membenarkan Kabar shahih di dalam kitab-kitab Allah

kita wajib membenarkan kabar shahih dari kitab Allah.

kita juga wajib membenarkan kabar dari Al-Quran yang membenarkan kitab lama, seperti dari kitab perjanjian lama dan juga yang telah diubah-ubah.

Day 24 • Penyimpangan

Pertama. mengingkari keseluruhan atau sebagian.

an nisa 136

Berkata abdullah bin masud, barangsiapa yang kufur terhadap al quran maka ia telah kufur. (At thabari dalam tafsirnya)

Kedua. Mendustakan kabar dalam kitab tsb.

al araf 36

Ketiga. Melecehkan dan mengolok-olok.

at taubah 65-66

Keempat. Membenci yang ada dalam kitab berupa petunjuk allah

muhammad 9

Kelima. Meninggalkan al quran

al furqon 30

Kata ulama meninggalkan al quran artinya tidak mau mendengar, tidak beramal, tidak berhukum, tidak tadabur, dan tidak berobat dengan al quran baik untuk penyakit hati maupun badan.

Keenam. Ragu dengan kebenaran al quran

Ketujuh. Berusaha mengubah al quran

Day 25 • Buah beriman dengan kitab Allah

mendapat keutamaan beriman, mendapat hidayah di dunia dunia, aman di akhirat, dan masuk surga

mengetahui dan sadar akan kasih sayang allah, semakin mencintai Nya karena menurunkan kitab yang berisi petunjuk/cahaya.

mengetahui betapa allah maha memiliki hikmah dan kebijaksanaan, karena telah memberikan setiap kaum kitab yang sesuai dengan keadaan mereka, dan al quran sebagai kitab terakhir yang sesuai untuk semua umat manusia.

mengetahui bahwa petunjuk allah tidak akan terputus sampai hari kiamat

semakin cinta dan menghormati serta memperhatikan adab saat membaca quran

semakin mencintai orang orang yang mencintai quran

membenci amalan yang bertentangan dengan al quran

bersungguh mencari hidayah dari al quran dengan membaca mentadaburi menghafal mempelajari mengamalkan serta berhukum dengan al quran dan kembali pada quran saat terjadi perselisihan

bersemangat membela kitab allah dengan menyebarkan akidah yang benar dan membongkar keyakinan yang sesat dan menjauhkan umat dari quran

gembira dan bersyukur atas karunia Nya yang besar

Memilih Janji Mu

Ya Rabbi, kami memilih melihat pada janji Mu. Dari satu dua harapan kami yang harus kami belakangkan demi menuju kepada keridhoan Mu, kami berbahagia berada di barisan ini.

Tidak akan ada lagi kesedihan atas apa yang tak kami dapatkan sebab kami melihat kemahabaikan Mu pada keterhalangan itu.

Kekhawatiran akan jalan ke depan juga tidak akan lagi kami rawat di hari-hari setelah ini, sebab kami begitu meyakini janji-janji Mu.

Engkau tidak pernah menyalahi janji Mu. Dan Engkau tidak akan menyia-nyiakan hamba yang menaruh harapan dan keyakinannya kepada Mu.

Wahai Allah yang maha baik, kami tidak mampu bertumpu di atas kaki kami sendiri dalam melewati kepahitan-kepahitan. Jika kami hanya melihat pada apa yang kami lihat pada mata-mata kami ini, kami hanya akan terliputi oleh kesedihan dan binasa dalam keterpurukan.

Namun, memilih yakin terhadap janji Mu begitu menguatkan hati kami. Mengingat kerinduan kami akan balasan terindah di akhirat nanti menjadikan kaki kami kokoh di atas jalan ini.

Ya Rabbi, kami pun sangat mempercayai bahwa apa yang kami ikhlaskan meninggalkannya karena Mu akan Engkau kembalikan dalam bentuk yang lebih baik dan lebih halal. Dan Engkau pun sesuai dengan persangkaan baik kami kepada Mu.

Ya Allah kami sungguh menunggu kebaikan-kebaikan yang Engkau turunkan kepada kami. Kami berlindung kepada Mu pada kemahabaikan Mu dan kekuasaan Mu, dari kehinaan, keterpurukan, dan dari porak-porandanya iman dan perasaan.

Jika jalan ini adalah jalan yang Allah ridhoi. Dan Allah memudahkan kami melangkahkan kaki di atasnya maka bagaimana mungkin Rabb kami akan menelantarkan kami di atas jalan yang mulia ini.

Apa yang disisi Allah lebih baik.

Hasbunallah wani’mal wakil🤍

Ciri Penghuni Surga Takut Kepada Rabbnya Tatkala Bersendirian – Ustadz Firanda Andirja

“Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada allah dikala sendirian bagi dia ampunan allah, dan ganjaran yang besar.”

Khouf (takut kepada Allah) tatkala sendirian ini adalah ibadah yang luar biasa. Sampai-sampai allah memberikannya ampunan dan ganjaran yang besar.

Dan disebutkan bahwa itu termasuk diantara ciri penghuni surga, yaitu seseorang  yang takut kepada allah dikala bersendirian.

هَٰذَا مَا تُوعَدُونَ لِكُلِّ أَوَّابٍ حَفِيظٍ

Inilah yang dijanjikan kepadamu, (yaitu) kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya). [Qaf 32]

مَّنْ خَشِىَ ٱلرَّحْمَٰنَ بِٱلْغَيْبِ وَجَآءَ بِقَلْبٍ مُّنِيبٍ

(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat, [Qaf 33]

وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ

Dan bagi orang yang takut akan kedudukan Rabbnya, dia akan mendapatkan dua surga. (QS. Ar-Rahman : 46)

Diantara tafsiran salaf dari surat Ar Rahman yaitu, orang yang hendak bermaksiat tatkala sendirian (saat hawa nafsunya mengajak bermaksiat atau terbetik ingin bermaksiat), dia ingat Allah dan takut kepada Nya dan meninggalkan maksiat itu.

Dan ini adalah JIHAD.

Support System Terbaikmu

Ketika urusan kita sangat banyak dan kewajiban kita menumpuk, padahal kita harus mengatur waktu dengan ibadah di bulan ramadan, maka jangan panik. Karena kunci mudahnya urusanmu ada pada kemuliaan di bulan Ramadan ini. Apa itu?

Jangan sampai kita menelantarkan Al-Quran🤍 Justru ketika sibuk-sibuknya, sempatkan di sela-sela waktu membacanya. Kosong 5 menit, bacalah. Lagi nunggu antrian 10 menit, bacalah. Break 15 menit, baca yaa. Karena sungguh kita akan dipermudah sesuai kadar bacaan al-quran kita.

Para ulama mengatakan, “Sesungguhnya Allah mudahkan kepada kamu untuk mendapatkan apa yang kamu cari/inginkan sesuai dengan ayat yang kamu baca dari al-quran.” Dan ini nyata adanya. Bukankah kita ingat ulama mengatakan, “Setiap aku punya tambahan interaksi dengan al-quran, maka bertambahlah keberkahan di waktuku. Dan setiap aku punya tambahan waktu dengan al-quran, aku baca, resapi, tadaburi, dan renungi, lalu aku usaha amalkan semampuku, maka aku rasakan waktuku semakin berkah.” Kerjaan yang seharusnya selesai dalam waktu dua jam sampai tiga jam, maka selesai dalam satu jam. Ada saja pertolongan dan kasih sayang Allah.

📎 Kajian Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

Cape Banget Sering Futur ?

Kita ga mungkin semangat terus. Pasti ada masa-masa futurnya.

Saat kita futur, berlarilah kepada sunnah nabi lainnya.

Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan setiap semangat ada masa futurnya. Siapa yang masa futurnya kepada sunnahku ia sungguh mendapat hidayah. Tapi siapa yang masa futurnya bukan kepada sunnahku ia telah binasa. (HR.Ahmad)

Maka saat futur coba pindah ke amalan lain yang kita semangat padanya. Supaya kita pindahnya ke sunnah nabi lainnya.

Misal futur baca quran, coba pindah ke dzikir, istigfar, baca kitab ulama, dst.

Ketika kita futur shalat tahajud, kita lihat lagi apa yang akan kita dapatkan dari shalat tahajud. Sehingga dengan itu kita akan kembali lagi pada semangat kita.

☕ Yufid TV – Ust. Abu Yahya Badrusalam

Bagaimana Cara Wanita Haid Membaca Al-Quran?

Bagi saudara-saudari kami yang ingin berhati-hati dalam memilih pendapat dan ingin keluar dari khilaf ulama tentang memegang mushaf ini, bisa menempuh solusi berikut:

1.Membaca Al-Qur`an dengan melihat mushaf, namun dengan memakai sarung tangan agar tidak bersentuhan langsung dengan mushaf.

2.Membaca Al-Qur`an dengan melihat HP atau tablet yang terdapat aplikasi Al-Qur`an. Memegang HP yang terdapat aplikasi Al-Qur`an tidak sama dengan memegang mushaf. Adapun pahalanya sama dengan membaca sambil melihat mushaf. Pendapat inilah yang telah disampaikan oleh Syaikh ‘Ali Farkus hafidzahullah yang dirilis di situs resmi beliau.

(muslimah.or.id)

Sehingga boleh bagi wanita membaca alquran tanpa menyentuh mushaf, dan Alhamdulillah sekarang bisa digantikan dengan aplikasi hp, dan hp bukanlah mushaf.

(bimbinganislam.com)

Solusi Nabawi Untuk Permasalahan Rumah Tangga – Ustadz Firanda Andirja

Rasulullah menghadapi kecemburuan istrinya yang marah-marah nangis ngomel, dengan tersenyum dan diam.

Pernah suatu ketika Aisyah cemburu dan dia mengangkat suara di depan Rasulullah, pada saat itu terdengar oleh abu bakar. Kemudian sewaktu abu bakar mau menampar aisyah, Rasulullah menghalanginya dan membercandai aisyah, “lihatlah aku menyelamatkanmu dari lelaki itu” 🥰

(belum selesai)

Thaharah | cara berwudhu • Bulughul Maram

hadits ke-33 •

Dari Humran rahimahullah, bahwa ‘Utsman radhiyallahu ‘anhu meminta untuk diambilkan air wudhu. Lalu beliau mencuci kedua telapak tangannya, lalu berkumur-kumur, memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya kembali, lalu membasuh wajahnya tiga kali, mencuci tangan kanan hingga siku tiga kali, dan demikian juga tangan kiri, kemudian mengusap kepala, kemudian mencuci kaki kanan hingga mata kaki sebanyak tiga kali, dan demikian juga kaki kiri, lantas berkata, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberwudhu seperti wudhu yang telah aku lakukan ini.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 159 dan Muslim, no. 226]

Faedah hadits

📌 CARA WUDHU SECARA SEMPURNA

  1. Madh-madhah artinya berkumur-kumur, memutar-mutar air dalam mulutIstinsyaq berarti menarik air dengan nafas ke bagian dalam hidungIstintsar berarti mengeluarkan air dari hidung.
  2. Batasan muka adalah dari tempat tumbuhnya rambut normal di depan sampai janggut dan dagu, ini secara tegak lurus. Sedangkan dari lebarnya, muka itu adalah dari telinga ke telinga.
  3. Masaha artinya mengusap dengan tangan cukup dibasahkan. Batasan kepala adalah bagian tumbuh rambut dari depan hingga tengkuk.
  4. Hadits ini menerangkan tata cara wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam secara sempurna.
  5. BOLEH meminta tolong untuk menghadirkan air wudhu. Termasuk yang dibolehkan adalah menuangkan air pada orang yang berwudhu.

📌 CARA WUDHU dari UTSMAN

Tata cara wudhu yang dipraktikkan Utsman adalah secara praktik, bukan ucapan. Praktik ini lebih cepat memahamkan. Tata Cara Wudhu yang Disampaikan oleh Utsman adalah: mencuci telapak tangan tiga kali, berkumur-kumur, istinsyaq (menghirup air ke hidung), istintsar (mengeluarkan air dari hidung), mencuci wajah tiga kali, kemudian mencuci tangan kanan hingga siku tiga kali, lalu mencuci tangan kiri demikian pula, kemudian mengusap kepala, lalu mencuci kaki kanan hingga mata kaki sebanyak tiga kali, lalu kaki kiri sebanyak tiga kali pula. Inilah tata cara wudhu yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

📝 Mencuci telapak tangan sebanyak TIGA KALI dihukumi SUNNAH, bukan wajib.

📝 DISUNNAHKAN ketika mencuci muka, mencuci kedua tangan, mencuci kaki dilakukan sebanyak TIGA KALI.

📝 Berkumur-kumur dan istinsyaq (menghirup air ke hidung) dilakukan sebanyak tiga kali berdasarkan hadits ‘Abdullah bin Zaid.

Dari ‘Abdullah bin Zaid tentang tata cara wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan tangannya, lalu beliau berkumur-kumur dan istinsyaq (menghirup air ke hidung) dari satu telapak tangan, beliau melakukannya sebanyak tiga kali.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 186 dan Muslim, no. 235]

Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu dalam tata cara wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkumur-kumur dan mengeluarkan air dari hidung sebanyak tiga kali. Beliau berkumur-kumur dan mengeluarkan air dari hidung dengan telapak tangan yang digunakan untuk mengambil air.” (Dikeluarkan oleh Abu Daud dan An-Nasai).

Berkumur-kumur dan beristinsyaq dilakukan sebanyak tiga kali dari satu telapak tangan dengan satu cidukan, untuk lebih menghemat penggunaan air wudhu. Inilah yang disebutkan dalam hadits ‘Ali dan hadits ‘Abdullah bin Zaid. Mulut dan hidung adalah dua anggota, tetapi dari satu anggota tubuh yaitu wajah. Menyatukan antara berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung adalah pendapat Imam Syafii yang jadid (terbaru), juga menjadi pendapat Imam Malik, dan pendapat dari Imam Ahmad.

Ada dua riwayat, pertama dari Syaqiq bin Salamah yang menyaksikan ‘Ali bin Abi Thalib dan ‘Utsman bin ‘Affan berwudhu, dan kedua dari dari Ibnu Abi Malikah ketika ditanya tentang wudhunya ‘Utsman disebutkan mengenai berkumur-kumur tiga kali dan beristinsyaq (menghirup air ke hidung) tiga kali.

Kata Imam Ash-Shan’ani dalam Subul As-Salam (1:98), “Dengan adanya dua riwayat ini antara penggabungan ataukah tidak, kita bisa memilih antara kedua cara yaitu memisah antara berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung atau menggabungkan antara keduanya. Walaupun riwayat yang menggabungkan lebih banyak dan lebih sahih.”

📝 BOLEH MEMBASUH anggota wudhu yang satu dan lainnya TIDAK SAMA, yaitu ada yang dibasuh sekali, ada yang dua kali, ada yang tiga kali. Hal ini sebagaimana bisa dilihat dalam hadits ‘Abdullah bin Zaid.

📝 Tidak boleh membasuh anggota wudhu lebih dari tiga kali.

📝 Disunnahkan shalat dua rakaat bakda wudhu agar mendapatkan ampunan dosa yang telah lalu (menurut jumhur ulama: ampunan dosa kecil). Hal ini dilakukan dengan cara: (a) berwudhu sempurna seperti yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam praktikkan; (b) melakukan shalat sunnah dua rakaat bakda wudhu asalkan ia konsentrasi dan tidak memikirkan hal-hal di luar shalat.

Sumber https://rumaysho.com/24881-bulughul-maram-tentang-wudhu-bahas-tuntas.html

📌CARA MENGUSAP KEPALA sekali

faedah hadits✨

Membasuh dan mengusap anggota wudhu tiga kali bukanlah wajib dalam madzhab Syafii, masih bisa dilakukan sekali atau dua kali, seperti itu boleh. Namun, lebih afdhalnya melakukan tiga kali. Adapun lebih dari tiga kali itu dimakruhkan. Para ulama sepakat bahwa yang wajib adalah sekali dalam membasuh atau pun mengusap. Lihat Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, 1:80-81.

Sebagian ulama berpendapat bahwa mengusap seluruh kepala itu wajib. Inilah pendapat Malik dan masyhur dari Imam Ahmad, juga dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Ibnu Katsir. Sedangkan ulama Syafiiyah berpendapat bahwa mengusap kepala itu cukup sebagian. Menurut ulama Syafiiyah, selama disebut mengusap walaupun sedikit, maka sudah sah.

Dalam hadits ini dijelaskan cara mengusap kepala, dimulai dari bagian depan, lalu ditarik dengan tangan ke tengkuk, kemudian dikembalikan lagi ke tempat awal dimulai. Bisa juga dilakukan dengan menarik dari belakang hingga ke bagian depan kepala lalu ditarik lagi ke belakang.

Hukum asalnya, cara mengusap kepala untuk muslimah sama dengan laki-laki.

📌CARA MENGUSAP TELINGA

faedah hadits✨

Telinga itu diusap, bukan dibasuh (dicuci). Telinga itu bagian dari kepala menurut jumhur (mayoritas) ulama. Dalam hadits Ibnu ‘Umar disebutkan bahwa dua telinga itu bagian dari kepala. Namun, hadits ini punya cacat menurut para ulama.

Cara mengusap telinga adalah dengan memasukkan jari telunjuk pada lubang telinga untuk mengusap bagian dalam, lalu jari jempol yang mengusap bagian luar. Ini dilakukan untuk membersihkan telinga pada bagian luar dan dalam.

📌MENGUSAP KEPALA & TELINGA

Faedah hadits

  1. Mengusap telinga yang tepat adalah dengan air yang tersisa dari mengusap kepala, tidak mengambil air baru.
  2. Mengusap kepala adalah dengan air baru, tidak menggunakan air dari sisa di tangan sebelumnya. Tangan adalah anggota wudhu yang berdiri sendiri berbeda dari kepala. Inilah pendapat jumhur (kebanyakan) ulama.

📌mengusap ubun-ubun (kepala depan)

Dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu lantas mengusap ubun-ubun (rambut bagian depan) dan bagian atas sorbannya, beliau juga mengusap kedua khufnya (sepatunya). (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 274, 83]

Faedah hadits

Hadits ini dijadikan dalil dari sebagian ulama bahwa sudah dianggap sah mengusap sebagian kepala, tidak diharuskan mengusap seluruhnya.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Tidak ada satu hadits sahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan bahwa beliau mencukupkan mengusap sebagian kepala saja. Yang ada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengusap ubun-ubunnya, beliau sempurnakan lagi dengan mengusap ‘imamah, penutup kepalanya.” (Zaad Al-Ma’ad, 1:193)

Dalam madzhab Syafii sendiri:

  • Yang wajib adalah mengusap sebagian kepala, ini termasuk rukun.
  • Yang sunnah adalah mengusap seluruh kepala.

Maka lebih aman, kita penuhi yang sunnah agar lebih sempurna dalam mengusap kepala.

📌membasuh hingga siku

maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. Al-Maidah: 6).

📌 Membersihkan Hidung bangun tidur adalah Sunnah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian terbangun dari tidurnya, hendaklah ia istintsar (mengeluarkan air dari hidung setelah menghirupnya), dilakukan sebanyak tiga kali. Karena setan bermalam di dalam lubang hidungnya.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 3295 dan Muslim, no. 238]

📌 Mencuci tangan bangun tidur sebelum mencelupkan ke dalam bejana

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, disebutkan, “Jika salah seorang di antara kalian terbangun dari tidurnya, janganlah ia mencelupkan kedua tangannya ke dalam bejana air hingga ia mencucinya terlebih dahulu tiga kali, sebab ia tidak tahu apa yang dipegang tangannya tadi malam.” (Muttafaqun ‘alaih, lafaz ini dari Muslim). [HR. Bukhari, no. 162 dan Muslim, no. 278]

Faedah hadits

  1. Dilarang seseorang mencelupkan telapak tangannya ke dalam wadah jika bangun dari tidur sampai dicuci tiga kali. Menurut madzhab Imam Ahmad ini wajib cuci tangan, sedangkan menurut jumhur (mayoritas) ulama dihukumi sunnah, larangan yang ada adalah larangan makruh.
  2. Jika yakin di tangan ada najis, wajib tangan tersebut dicuci sebelum dicelupkan dalam wadah.

📌MENGGOSOK Anggota Wudhu

Disunnahkan menggosok-gosok anggota wudhu. Hukum sunnah ini menurut jumhur (kebanyakan) ulama.

📌cahaya umat Rasulullah krn wudhu

Yang menjadi keistimewaan umat Islam adalah bukan perbuatan wudhunya karena wudhu sudah ada pada umat sebelum Islam. Yang menjadi keistimewaan umat Islam adalah adanya ghurron muhajjalin (bekas wudhu yang nampak pada wajah, tangan, dan kaki).

📌membasuh sesuai kadar wajib

Sedangkan kalau kita lihat pada perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau tidaklah melakukan wudhu melebihi batasan wajibnya. Berarti ketika membasuh lengan hanyalah sampai siku, dan ketika membasuh kaki hanyalah sampai mata kaki.

📌mendahulukan yang kanan

Mendahulukan yang kanan dilakukan pada segala sesuatu. Para ulama mengkhususkan dalam bab “takrim” (pemuliaan pada sesuatu) seperti mengambil, memberi, mengenakan (pakaian, celana, dan sepatu), ketika masuk masjid, saat memakai sandal, saat makan dan minum (dihukumi wajib dengan kanan), bersalaman, memakai celak, bersiwak, mencukur rambut kepala, semuanya ini dimulai dengan yang kanan. Adapun yang berbeda dengan hal-hal tadi, dianjurkan memulai dengan yang kiri seperti masuk toilet, keluar dari masjid, mengeluarkan ingus dari hidung, beristinja’ (cebok), melepaskan pakaian, celana, dan sepatu.

📌BISMILLAH saat wudhu SUNNAH

Penafian (peniadaan) yang disebutkan dalam hadits adalah kesempurnaan. Jadi maksudnya adalah tidak sempurna wudhunya. Sehingga membaca bismillah saat berwudhu dihukumi sunnah.

Andai ada yang tidak membaca bismillah (tasmiyah) saat berwudhu dalam keadaan lupa atau sengaja ditinggalkan, wudhunya sah karena termasuk dalam perkara sunnah, bukan wajib. Lihat Al-Mu’tamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, 1:76.

📌MUWALAH

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang pada tumit kakinya ada bagian sebesar kuku yang belum terkena air, maka beliau bersabda, ‘Ulangilah wudhumu lalu perbaguslah.’” (Dikeluarkan oleh Abu Daud dan An-Nasai)

Faedah hadits

  1. Hadits ini menunjukkan bahwa wajibnya membasuh bagian anggota wudhu secara menyeluruh. Jika ada yang meninggalkan satu bagian saja walau sedikit, wudhunya tidaklah sah.
  2. Wajib menghilangkan sesuatu yang menghalangi masuknya air pada kulit sehingga bersuci jadi tidak sempurna.
  3. Hadits ini menunjukkan perintah untuk muwalah. Muwalah itu artinya tataabu’, yakni berkesinambungan, tidak ada jeda antara anggota wudhu yang membuat anggota wudhu yang telah dibasuh menjadi kering dengan standar waktu normal. Hukum muwalah ini adalah SUNNAH, bukanlah wajib. Inilah yang jadi pendapat Imam Abu Hanifah, salah satu dari pendapat Imam Ahmad, pendapat jadid (terbaru) dari Imam Syafii, dan pendapat Zhahiriyyah.
  4. Jika seseorang melihat pada saudaranya kekurangan atau kekeliruan, maka hendaklah ia mengingatkan. Di antaranya mengingatkan dalam masalah ibadah agar ibadahnya menjadi bagus. Ini bagian dari ta’awun (tolong menolong) dalam kebaikan.

📌Jangan Boros air

Ukuran air yang disebutkan dalam hadits adalah ukuran pendekatan, bukan kita dibatasi menggunakan air hanya segitu. Karena kebutuhan orang memakai air tentu saja berbeda-beda.

📌hadits 57 DOA after WUDHU

Dari ‘Umar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiadalah seorang pun di antara kalian yang berwudhu dengan sempurna, lalu berdoa: ASY-HADU ALLA ILAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIKA LAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA ROSUULUH (artinya: aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya), melainkan dibukakan baginya pintu-pintu surga.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 234]

Dalam riwayat Tirmidzi ada tambahan bacaan doa, “ALLOHUMMAJ ‘ALNII MINAT TAWWAABIINA WAJ’AL-NII MINAL MUTATHOHHIRIIN (artinya: Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah pula aku termasuk orang-orang yang selalu menyucikan diri).” [HR. Tirmidzi, no. 55. Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz menyatakan bahwa sanad hadits ini jayyid. Lihat Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram, 1:241].

Faedah hadits

  1. Dianjurkan membaca doa yang disebutkan dalam hadits ini bakda wudhu. Keutamaannya akan masuk lewat pintu surga mana saja yang disukai.
  2. Ash-Shan’ani rahimahullah berkata bahwa inilah bagusnya penutup dari pembahasan bab wudhu dari Imam Ibnu Hajar dengan doa yang bagus yang bisa dipraktikan bakda wudhu.
  3. Tawwabin artinya orang banyak bertaubat dan banyak beristighfar dari maksiat dan dosa. Mutathohhirin artinya orang yang menyucikan diri dari dosa, hadats, dan najis.

Cara Berbicara yang Baik | Tadzkiratus saami’ • Ust. Muhammad Nuzul Dzikri

Faedah 1 • ISTIQOMAHNYA PENUNTUT ILMU

Seseorang tidak akan istiqomah imannya sampai hatinya dulu istiqomah, dan hatinya tidak akan istiqomah sampai lisannya istiqomah.

Faedah 2 • CARA BERBICARA PENUNTUT ILMU

🔴 Berbicaralah kepada manusia dengan lembut dan hikmah.

Kata Syaikh Abdul Aziz bin Baz, ini eranya untuk menasihati atau berbicara dengan lembut dan hikmah. Tegas namun lembut.

Call people to the path of your Lord with wisdom and good advice (16:125)

🔴 Sehingga penuntut ilmu bukan hanya dididik untuk berbicara dengan bahasa yang baik, tapi dengan bahasa terbaik.

Berbicaralah kepada manusia dengan bahasa terbaik. 

🔴 Penuntut ilmu dididik untuk berada pada level di atas level kebaikan manusia pada umumnya.

Sehingga dari cara bicaranya yang santun, adem, dengan bahasanya yang baik, penuntut ilmu bisa dibedakan dengan manusia pada umumnya.

Ciri bahasa yang baik:

1. Ucapannya Haq.

Apa yang disampaikan itu kebenaran, bukan hoax, bukan dusta, bukan ketidakjelasan.

Bertaqwalah kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (Al Ahzab 70)

Niscaya allah akan perbaiki bagimu amalanmu, dan mengampunimu. (Al Ahzab 71)

Sehingga kalau kamu ingin diperbaiki dirimu oleh Allah maka berkatalah yang benar/jujur (dalam hal apapun).

2. Niatnya Bener

🔴 manusia, kebanyakan hanya melihat ucapannya sudah benar, tapi lupa mengevaluasi hatinya.

🔴 jika niatmu salah/buruk, maka…

• tidak dapat keberkahan

• ilmu itu gajadi cahaya & hidayah bagimu

🔴 jadi jika kasusnya pada rumah tangga, maka…

saat membenarkan kesalahan pasangan, jangan niatmu untuk mengalahkan argumennya, melainkan carilah wajah Allah.

jangan niatnya melampiaskan kemarahan, menang-menangan ego masing-masing.

karena kalau niat kita memang ingin menyelesaikan masalah karena Allah, maka kita pasti akan turunkan ego, merasa bersalah juga, bukan hanya menyalahkan pasangan meski kamu merasa dia yg salah, “SIAP AKU JUGA SALAH”

sehingga ucapan dari lisanmu adalah ucapan yang penuh dengan niat ingin menyelesaikan masalah, bukan ngajak berantem atau nyalahin. karena jika niatnya beda, maka yang keluar dari lisan akan berbeda intonasinya, bisa bikin makin runyam jika niatnya cuma pengen belain ego kamu aja. jangan ya🤗

🔴 nasihat atau ucapan kalo dari hati maka akan sampai ke hati. tapi ini kaedah umum.

makanya satu nasihat disampaikan oleh orang yang berbeda rasanya akan beda. siapa yang ikhlas jujur karena ingin ucapannya bermanfaat utk orang lain agar orang lain menjadi lebih baik, itulah yang sampai ke hati orang. beda jika ucapan itu hanya karena ingin menunjukkan kepintarannya.

Ucapan yang ahsan itu yang lahir lubuk hati, dan itulah harusnya ucapan seorang penuntut ilmu. Dia tidak berbicara dengan ego, dia tidak berbicara untuk show off, untuk kebesaran namanya, atau untuk mempertahankan gengsinya. Dia berbicara karena Allah. Inilah yang sangat powerful.

Maka keikhlasan sangat penting. Ucapan dengan hati yang ikhlas itu sangat powerful. Sebagaimana yang diucapkan Imam Malik, “Sesuatu yang dipersembahkan untuk Allah itulah yang akan eksis.”

Lihatlah bagaimana allah menjaga ucapan para ulama kita. Kalimat-kalimat yang lahir dari rahim keikhlasan.

Maka salah satu hal yang harus kita perjuangkan ketika bicara tentang keikhlasan, yaitu mempertanggung jawabkan apa yang kita ucapkan, kita harus berusaha mengamalkan apa yang kita ucapkan.

Dan segmen yang paling susah dinasehati dengan retorika dengan perkataan adalah keluarga. Kenapa? karena mereka melihat perbuatan kita apakah sesuai dengan yang diucapkan

• • •

https://www.youtube.com/live/g9r4UL47jqE?si=KbU0ay9zEtRvpswC